Selasa, 17 Maret 2009

Sexi Melanie

 Seiring dengan perkembangan jaman teori pemasaran ternyata telah berkembang pesat. Untuk menentukan sebuah produk bisa kompetitif di pasar ternyata tak hanya dilihat dari unsur harga dan kualitas. Dua unsur itu ternyata tak bisa menjamin produk bisa laku keras di pasar. Terutama untuk produk dengan kompetitor yang beragam.
Dewasa ini 'kemasan' produk justru menjadi ujung tombak agar produk mereka bisa bersaing di pasaran. Berbagai cara untuk mempercantik kemasan terus dilakukan. Tak hanya kemasan produk, tetapi juga kemasan 'penjualnya'. Seperti yang saya lihat di kantor KPU siang tadi. Dua Sales Promotion Girl (SPG) berbusana sexi (baju tanpa lengan dan rok yang panjangnya sekitar 20 senti meter) dengan sepatu terbuka high heels. Dipadu dengan paras cantik dan kulit putih mulus, dua gadis itu berlenggak lenggok laksana diatas catwalk masuk ke kantor KPU.
Sepintas saya berpikir kalau mereka marketing dari salah satu hotel di Jatim (biasanya marketing hotel juga dandan sexi). Tapi setelah melihat dua slop rokok di tangan mereka, saya baru menyadari kalau mereka adalah SPG rokok.
Dalam hati saya langsung istighfar dan mengagumi strategi pemasaran pabrik rokok tersebut. Betapa hal itu menjadi strategi penjualan yang mengena. Bagaimana para pria tidak akan tergoda melihat dua gadis cantik merayu di depan mereka. Saat itu, teori pemasaran yang mengedepankan kualitas dan harga yang kompetitif tak lagi berlaku.
Setelah basa-basi sekitar 15 menit, dua gadis itu bisa menjual masing-masing dua slop rokok yang mereka bawa. Tak peduli harga rokok yang mereka tawarkan harganya bisa dua kali lipat di pasaran. Betapa tidak, kalau beli di pasar kita tidak bisa melihat tubuh sexi, bau parfum wangi, dan paras SPG yang cantik.
Jika untuk sekedar produk rokok mungkin hal itu bisa dipahami. Lalu bagaimana dengan produk-produk lainnya. Produk obat misalnya. Sekarang ini para sales obat juga tak kalah cantiknya. Mereka sangat telaten menunggu praktik dokter hingga larut malam. Yang membuat saya cemas, jika sampai dokter yang bersangkutan terpikat dengan SPG seperti halnya para pembeli rokok. Bagaimana nasib para pasien? bagaimana kesehatan mereka? berhati-hatilah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar