Rabu, 18 Maret 2009

Untuk Penguasa

Berbaju Safari warna gelap kau melangkah tegap.
Beberapa orang dengan baju senada senantiasa mengikutimu dari belakang.
Pandangan matamu lurus ke depan. Sesekali kau lambaikan tangan pada orang di sekeliling.
Senyum tipis selama beberapa detik menyembul.
Selebihnya kau lebih suka bersembunyi dibalik kaca mata hitam.
Penguasa..semua orang mengikutimu, memberi semua maumu, menakutimu.
Penguasa..semua orang tunduk padamu, mengharapkanmu, menghormatimu.
Tapi tahukah kalau itu tidak padamu? sadarkah kamu?
Tahukah kamu itu bukan kamu? tidak untukmu?
Itu untuk kekuasaanmu, untuk wewenangmu, untuk semua yang ada padamu.
Terbayangkah kamu tanpa semua itu?
Terbayangkah tanpa itu bagaimana dirimu?bagaimana mereka?
Senja hampir tiba, malam mulai menjelang, tapi ku lihat kau tetap terjaga.
Kau tampak gelisah melihat sekeliling lalu menata langkah.
Kursi goyang dan tempat tidurmu yang rapi tak kau tempati.
Kau tampak sibuk kesana kemari, terus menari.
Tak sadarkah semakin malam akan semakin sunyi?
Tak tahukah iringan musik sebentar lagi berhenti?
Puluhan penari latar di belakangmu juga akan berlari?
Kenapa tidak memilih berhenti dan menata hati.
Kau bisa gunakan waktumu untuk merebah di ranjang wangi.
Sebelum semuanya terlambat, sebelum tenaga yang kau punya lewat.
Sadarlah, kau bukan segalanya, yang kau punya tidak selamanya.
Menolehlah, tersenyumlah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar